MODERNISASI PENDIDIKAN PERDAMAIAN PERSPEKTIF PROF. DR.MUHAMMAD QURAISH SHIHAB

Pendidikan perdamaian menjadi kebutuhan mendesak di tengah
meningkatnya konflik sosial, intoleransi, dan ekstremisme yang terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Dinamika globalisasi, kemajuan teknologi, serta polarisasi keagamaan turut memunculkan tantangan baru dalam
mewujudkan tatanan masyarakat yang damai dan harmonis. Dalam konteks ini, pendidikan dipandang sebagai instrumen strategis untuk menanamkan nilai-nilai perdamaian secara sistematis dan berkelanjutan. Penelitian ini difokuskan pada pengkajian pemikiran Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab mengenai pendidikan perdamaian, khususnya dalam kerangka modernisasi. Pemikiran beliau dianggap relevan karena
menawarkan pendekatan yang moderat, kontekstual, dan berbasis pada nilai-nilai keislaman yang inklusif. Fokus ini dipilih sebagai upaya menemukan paradigma pendidikan yang mampu menjembatani antara tradisi dan tuntutan
zaman modern. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali, menganalisis, dan merumuskan konsep pendidikan perdamaian menurut Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, serta menilai relevansinya dalam pengembangan model pendidikan yang sesuai dengan kondisi sosial keagamaan saat ini. Penelitian ini juga bertujuan memberikan kontribusi konseptual dalam penguatan narasi Islam yang damai, toleran, dan menghargai keberagaman. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka (library research) dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Data utama diperoleh dari karya-karya
Quraish Shihab, baik dalam bentuk buku tafsir maupun pemikiran pendidikan dan moderasi beragama. Teknik analisis data mengikuti tahapan model Spradley untuk mengidentifikasi tema-tema utama dan pola-pola pemikiran yang mendasari konsep pendidikan perdamaian dalam perspektif tokoh yang
dikaji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Quraish Shihab memandang pendidikan perdamaian sebagai proses internalisasi nilai-nilai kasih sayang, toleransi, dan keadilan melalui pendekatan keagamaan yang inklusif dan kontekstual. Gagasannya memberikan dasar yang kuat bagi penyusunan
kurikulum dan praktik pendidikan yang tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter damai peserta didik agar mampu hidup harmonis dalam masyarakat yang majemuk.