EVALUASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH ALIYAH IBADURROCHMAN KOTA MALANG

Pendidikan karakter menjadi salah satu fokus penting di dunia pendidikan, termasuk di madrasah seperti MA Ibadurrochman Kota Malang. Latar belakang penelitian ini adalah pentingnya pelaksanaan program penguatan pendidikan
karakter (PPK) untuk membentuk peserta didik yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki akhlak mulia, tanggung jawab, dan mampu membawa manfaat bagi masyarakat. Fokus penelitian ini adalah mencakup: bagaimana pelaksanaan program penguatan pendidikan karakter di MA Ibadurrochman Kota Malang, bagaimana evaluasi program tersebut dilakukan, serta apa saja faktor pendukung dan
penghambat yang memengaruhi pelaksanaan program tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara mendalam pelaksanaan program penguatan pendidikan karakter di MA Ibadurrochman Kota Malang, mengevaluasi efektivitas program tersebut, serta mengidentifikasi faktor-faktor
yang mendukung dan menghambat keberhasilannya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan strategi pendidikan karakter yang relevan dan aplikatif di lingkungan madrasah berbasis pesantren.
Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi langsung terhadap kegiatan madrasah, serta dokumentasi terkait program PPK. Informan penelitian
meliputi kepala madrasah, wakil kepala madrasah bidang kurikulum, wakil kepala madrasah bidang kesiswaan, guru Pendidikan Agama Islam, dan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program penguatan pendidikan karakter di
MA Ibadurrochman kota Malang dilaksanakan melalui kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan pembiasaan. Evaluasi dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan melalui observasi perilaku siswa, dan rapat evaluasi bulanan. Faktor
pendukung utama meliputi budaya religius madrasah, komitmen guru dan kepala madrasah, serta kegiatan pembiasaan positif. Sementara itu, faktor penghambat di antaranya adalah kurangnya peran aktif sebagian orang tua, dominasi pendidikan akademis, pengaruh media sosial, serta kondisi psikologis siswa yang masih labil.