TRANSFORMASI AKHLAK MELALUI PEMBIASAAN BAHASA KRAMA INGGIL BAGI GENERASI ALPHA (Studi Etnografi di Madrasah Ibtidaiyah Ash-Sholihuddin Sumbertangkep)

Penelitian ini berjudul “Transformasi Akhlak Melalui Pembiasaan Bahasa Krama Inggil Bagi Generasi Alpha (Studi Etnografi di Madrasah Ibtidaiyah Ash-Sholihuddin Sumbertangkep)”. Fokus penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana pembiasaan bahasa krama inggil dapat menjadi media efektif dalam membentuk dan mentransformasi akhlak
generasi alpha di lingkungan madrasah. Generasi alpha merupakan generasi yang lahir dan tumbuh di era digital, sehingga pola komunikasi dan perilaku sosialnya sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Tantangan utama dari generasi ini adalah menurunnya praktik sopan
santun dalam kehidupan sehari-hari, yang menjadi perhatian dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan karakter dan akhlak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi, yang memungkinkan penulis untuk melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap budaya dan
praktik sosial yang berkembang di lingkungan madrasah. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam dengan kepala madrasah, guru, siswa, serta dokumentasi kegiatan pembelajaran dan interaksi sosial siswa. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pembiasaan bahasa krama inggil di Madrasah Ibtidaiyah Ash-Sholihuddin telah terintegrasi dalam berbagai aktivitas, baik di dalam maupun di luar kelas. Penggunaan bahasa
krama inggil ini terbukti mampu menanamkan nilai-nilai akhlak seperti hormat kepada guru, sopan terhadap teman, rendah hati, serta mampu mengendalikan emosi dan tutur kata.
Pembiasaan yang dilakukan secara konsisten menjadikan bahasa krama inggil bukan sekadar alat komunikasi, melainkan sebagai instrumen pembentuk karakter dan kepribadian
siswa. Transformasi akhlak melalui bahasa krama inggil ini memperlihatkan bahwa pendekatan budaya lokal dapat dijadikan sebagai strategi efektif dalam pendidikan akhlak. Penelitian ini merekomendasikan agar madrasah terus mengembangkan model pembiasaan bahasa krama inggil secara berkelanjutan sebagai bagian dari kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) dalam mendidik generasi yang berakhlak mulia.