Pengembangan Skala Disiplin diri Belajar Peserta didik Madrasah Tsanawiyah di Kota Malang. Tesis, Program Studi Bimbingan dan Konseling

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan skala disiplin
diri belajar (SD2B) yang memiliki tingkat validitas dan reliabilitas instrumen yang
memadai. Prosedur pengembangan skala disiplin diri belajar meliputi: (1)
spesifikasi alat ukur, (2) penulisan butir instrumen, (3) penelaahan butir
instrumen, (4) perakitan instrumen, (5) uji coba terbatas, (6) analisis uji coba
terbatas, (7) seleksi dan revisi instrumen, (8) uji coba terpakai, (9) analisis uji
coba terpakai, (10) pengadministrasian instrumen, dan (11) penyusunan norma.
Populasi penelitian ini adalah seluruh Madrasah Tsanawiyah Negeri dan Swasta di
Kota Malang sebanyak 28 madrasah. Sampel penelitian ini diambil dengan
menggunakan tehnik cluster random sampling.
Uji coba instrumen dilakukan sebanyak tiga kali. Tahap pertama, sebanyak
292 butir diujicobakan kepada 91 peserta didik dan dianalisis menggunakan
analisis dari Alpha Cronbach, diperoleh 132 butir valid dengan nilai r = ≥ 0,3.
Kedua, sebanyak 132 butir diujicobakan kepada 224 peserta didik dan dianalisis
menggunakan analisis eksploratori, diperoleh 36 butir valid dengan muatan faktor
(factor loading) ≥ 0,5. Ketiga, sebanyak 36 butir diujicobakan kepada 288 peserta
didik, dianalisis menggunakan analisis eksploratori dan konfirmatori, diperoleh 16
butir valid dengan muatan faktor ≥ 0,5. Skala disiplin diri belajar memiliki
reliabilitas yang tinggi, yakni sebesar 0,839.
Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas instrumen, maka diperoleh hasil
penelitian, yaitu (1) konsep definisi disiplin diri belajar, (2) terdapat tiga aspek
disiplin diri belajar, (3) instrumen skala disiplin diri belajar, (4) standar norma
lokal (local norms), dan (5) manual penggunaan skala disiplin diri belajar.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka konselor dapat segera
merencanakan intervensi kepada peserta didik, dan konselor dapat membuat
program-program layanan bimbingan konseling sesuai dengan kebutuhan peserta
didik terkait disiplin diri belajar. Bagi peneliti selanjutnya dapat dilakukan
kembali pengembangan instrumen dalam skala populasi yang lebih besar dengan
mempertimbangkan karakteristik budaya secara khusus, sehingga dapat
memenuhi akurasi norma dengan lebih baik.