SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS KEJADIAN STUNTING MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB

Untuk menyiapkan generasi unggul yang siap bertahan hidup ditengah
persaingan global, Indonesia harus menciptakan generasi penerus yang sehat dan
berkualitas tinggi dan siap memanfaatkan bonus demografi di tahun 2036. Salah
satu upaya yang dilakukan adalah dengan penanganan kejadian stunting pada
anak. Berdasarkan data yang dikumpulkan WHO, angka prevalensi sunting di
Indonesia tahun 2005-2017 sebesar 36,4%, hal ini termasuk tinggi karena standar
yang ditetapkan WHO tidak boleh melebihi 20%. Pada tahun 2019 Indonesia
sudah berhasil menurunkan angka prevalensi stunting di angka 27,7%. Di era
digital sekarang ini, teknologi dibidang kesehatan dan pelayanan masyarakat
semakin digalakkan, merujuk dari kebutuhan pengembangan teknologi informasi
kesehatan yang berguna dalam upaya penanganan stunting, penelitian untuk
merancang sebuah sistem yang berkaitan dengan hal tersebut dirasa perlu untuk
dilakukan, maka dari itu penelitian kali ini bertujuan untuk menghasilkan sistem
pakar untuk mendiagnosis kejadian stunting menggunakan metode forward
chaining berbasis web serta membangun sistem yang tepat guna dalam membantu
tenaga kesehatan memberi konsultasi pada pasien kejadian stunting. Hasil
penelitian menunjukkan dengan penggunaan metode pengembangan system
development life cycle (SDLC) model waterfall mampu membuat sistem pakar
untuk mendiagnosis kejadian stunting dengan tepat guna untuk membantu nakes
dalam memberi konsultasi kepada pasien. Hal ini dibuktikan dengan pengujian
Blackbox dan pengujian System Usability Scale (SUS). Sistem dapat menunjang
kebutuhan pasien untuk konsultasi terkait kejadian stunting dan memudahkan
nakes dalam penyusunan laporan pasien yang mengalami kejadian stunting secara
cepat dan real time. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat
diambil kesimpulan bahwa sistem pakar diagnosis stunting dapat membantu
pasien melakukan konsultasi dengan hasil pengujian SUS sebesar 73,5 dan dapat
membantu nakes untuk melakukan konsultasi pada pasien stunting dengan hasil
pengujian SUS sebesar 75.