PENGELOLAAN WAKAF TUNAI PRODUKTIF DI BMT AL-RIFA’IE (Studi Kasus di BMT AL-RIFA’I Gondanglegi)

Pemahaman secara umum masyarakat Indonesia tentang waqaf indentik dengan
benda tidak bergerak, seperti tanah, masjid, bangunan dan lain-lain. Pemahaman
tersebut dilatarbelakangi karena terpengaruhi oleh beberapa imam madzhab.”
Sedangkan keberadaan waqaf waqaf tunai dirasakan sangat penting sebagai
instrument keuangan alternatif yang diharapkan mampu mengatasi kendala-kendala
waqaf selama ini. Sementara kebutuhan masyarakat sangat ini sangat besar
sehingga mereka membutuhkan dana tunai untuk meningkatkan kesejahtraan.
Namun jika dilihat fleksibelitas uang sebagai media waqaf saat ini, waqaf tunai
memiliki banyak nilai lebih dari waqaf biasa. Dengan waqaf tnai semua orang dari
berbagai golongan tingkat perekonomian dapat ikut adil dalam akad waqaf.
Peneliti ini menggunakan metode kualitatif analisis yang digunakan adalah
deskriftif kualitatif. Dalam analisis kualitatif menggunakan metode Description (
deskriktif ), biasanya bersifat penilaian, analisis verbal non angka untuk
menjelaskan makna lebih jauh yang Nampak oleh pancaindra. Dalam hal ini
peneliti menggunakan Teknik Observation, Interview, Documentation.
Peneliti ini dilakun diBMT Al-Rifa’ie yang terletak didesa Ketawang Gondanglegi
Kabupaten Malang, hasil yang didapatkan dari peneliti ini yakni bahwa BMT Al
Rifa’ie dalam menerapkan waqaf tunai menggunakan dasar hukum yang
berbagaimana telah disampaikan oleh 3 madzhab yaitu Imam maliki, Hanaf dan hambali. Bahwasanya waqaf tunai diperbolehkan. Imam syafi’ie memang tidak
menyampaikan apapun terkait tentang waqaf tunai teti beliau tidak melarang
tentang waqaf tunai. Sementara itu penerimaan dana waqaf tunai ini masih berasan
dari kalngan wali santri dan santri. Dalam arti lain perolehan dana waqaf tunai ini
masih minim dari kangan masyarkat luas. Hal ini disebkan oleh kurangnya tingkat
pemahaman terkain waqaf tunai. Tidak hanya itu penerima dana waqaf tunai itu
sendiri masih diterima dan disumbangkan untuk kalangan santri lokal atau santri
Pondok Pesantren Al-Rifa’ie 2 sendiri. Bentuk pendistrubusian dana waqaf tunai
BMR Al-Rifa’ie tidak diterima langsung oleh santri penerima dana waqaf
malainkan langsung diserahkan kepada pihak Yayasan untuk mendanai kebutuhan
akademik santri. Seperti contoh waqaf tunai yang diterima oleh santri langsung
dibayarkan SPP dan kebutuhan yang menjamin mutu Pendidikan santri penerima
dana waqaf tersebut. Faktor pendorong menerapkan waqaf tunai diBMT Al-Rifa’ie
2 ini salah satunya adalah masih banyak santri yang berkatagori kurang mampu
dalam finansial seperti biaya hidup dalam melaksanakan Pendidikan dipesantren.
Banyak siswa yang masih kurang mampu dalam memenuhi kebuthan Pendidikan
dengan factor utama yaitu ekonomi. Untuk factor penghambatnya sendiri adalah
kurangnya pengetahuan masyarakat terkait waqaf tunai dan system
pendistribusianya.
Selain itu alas an masih belum bisa mendistribusikan kekalangan masyarakat adalah
untuk mengenai santri yang kurang mampu didalam pesantren saja masih
kekurangan donator sehingga masih minim dana waqaf.