PENGEMBANGAN SOAL TEMATIK HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan soal tematik Higher Order Thinking Skill (HOTS) untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa kelas V yang valid dan reliabel serta
mengetahui efek potensial yang muncul siswa mengerjakan soal tematik HOTS untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif. Pengembangan soal tematik Higher Order Thinking Skill (HOTS)
ini dibuat dengan menggunakan kemampuan berpikir kreatif dengan indikator berpikir lancar,
berpikir luwes, berpikir orisinil, dan berpikir elaboratif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini adalah
model pengembangan tipe formative research (Tessmer), adapun tahapan formative research adalah tahap preliminary, prototyping alur formative evaluation (self-evaluation, expert review, one-to-one, small group), serta field test. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 02
Tlogorejo Pagak sejumlah 23 siswa. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh instrumen tes valid, karena memperoleh nilai hasil validasi sebesar 87,5% sangat layak dan reliabel dengan interprestasi sangat tinggi dengan nilai
0,85. Efek potensial yang diperoleh siswa adalah semakin tahu, memahami, dan bertambah wawasan terkait soal tematik HOTS dengan hasil presentase melalui indikator berpikir kreatif berikut berpikir lancar 65,16%, berpikir luwes 49,6%, dan berpikir elaboratif 13%. Validitas butir
soal valid keseluruhan, nilai rata-rata tingkat kesukaran 0,38 dengan kategori sedang, nilai rata
rata uji daya pembeda 0,27 dengan kategori cukup. Sedangkan hasil rata-rata kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa 40,76 dengan kategori cukup. Berdasarkan analisis data terdapat 1 siswa (4,34%) memliki kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan kategori baik, 8 siswa (34,78%)
memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan kategori cukup, dan 14 siswa (60,86%)
memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan kategori kurang.