PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN ULAR TANGGA MATERI LUAS DAN VOLUME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IV

Penelitian ini di latarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar matematika yang diperoleh peserta didik. Faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar peserta didik adalah: penerapan model pembelajaran yang tidak sesuai dengan
materi, belum adanya media pembelajaran yang memadai, peserta didik yang cenderung mengabaikan pendidik ketika menjelaskan materi dan pembelajaran yang hanya berpusat kepada pendidik tanpa adanya respon yang aktif dari peserta
didik serta peserta didik yang merasa bosan dan beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dapat mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Berdasarkan temuan tersebut, solusi yang ditawarkan oleh peneliti adalah dengan penggunaan model pembelajaran STAD dengan media ular tangga materi Luas dan Volume. Rumusan masalah temuan penelitian ini yaitu: Apakah penggunaan Model
STAD dengan menggunakan media Ular tangga materi Luas dan Volume dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV MI?. Adapun penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV MI pada mata
Pelajaran matematika materi luas dan volume dengan penerapan model STAD menggunakan media ular tangga. Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas atau
Classroom Active Research menggunakan model tindakan dari Kemmis&Mc. Taggart yang memiliki empat alur penelitian yaitu: 1. Perencanaan (Planning) 2. Tindakan (Action) 3. Pengamatan (Observation) 4. Refleksi (Reflection) dengan
menggunakan teknik ketuntasan hasil belajar dengan rumus ketuntasan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model STAD dengan menggunakan media Ular tangga terbukti dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi Luas dan Volume pada peserta didik. Pada saat pretest, presentase yang diperoleh peserta didik sebesar 42,85%. Pada siklus I ketuntasan hasil belajar peserta didik mencapai 56,79%. Pada siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi 85,71% sedangkan pada posttest, ketuntasan hasil belajar peserta didik sebesar 92,85%.