Khusnia, Imroatul (2025) ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN APLIKASI TIKTOK PADA PERILAKU SOSIAL SISWA DI SMP NEGERI 2 PAKISAJI. Other thesis, Universitas Islam Raden Rahmat.
SKRIPSI-IPS-21842071024-IMROATUL KHUSNIA-BAB 1.pdf
Download (1MB)
SKRIPSI-IPS-21842071024-IMROATUL KHUSNIA-BAB 2-4.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (1MB)
SKRIPSI-IPS-21842071024-IMROATUL KHUSNIA-BAB 5.pdf
Download (1MB)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak penggunaan aplikasi TikTok terhadap perilaku sosial siswa di SMP Negeri 2 Pakisaji. Fokus utama penelitian mencakup intensitas penggunaan TikTok yang diukur melalui empat
aspek: perhatian, penghayatan, durasi, dan frekuensi, serta dampaknya terhadap perilaku sosial siswa, seperti kepercayaan diri, interaksi sosial, dan ekspresi diri.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif, melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap 10 siswa serta beberapa guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhatian dan penghayatan
siswa terhadap TikTok sangat tinggi, yang ditunjukkan melalui keterlibatan emosional dan fokus intens pada konten. Durasi penggunaan TikTok cukup panjang, terutama saat waktu luang, sedangkan frekuensinya cenderung sedang, namun dengan tingkat keterlibatan yang mendalam. Dampak yang ditemukan
bersifat ganda: positif, seperti peningkatan kreativitas dan keberanian berekspresi; serta negatif, seperti gangguan konsentrasi, penurunan interaksi sosial langsung, dan perubahan emosi. Dengan demikian, penggunaan TikTok berpengaruh nyata terhadap perilaku sosial siswa, tergantung pada intensitas dan cara penggunaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas penggunaan aplikasi TikTok
di kalangan siswa SMP Negeri 2 Pakisaji tergolong tinggi dan berdampak langsung terhadap perilaku sosial mereka. Intensitas tersebut dianalisis melalui empat aspek utama: perhatian, penghayatan, durasi, dan frekuensi. Pertama, dari aspek perhatian, kebanyakan siswa mengatakan mereka terlalu
terfokus pada TikTok hingga mengabaikan aktivitas lain, seperti belajar. Friska, seorang siswa, mengatakan bahwa sulit untuk berkonsentrasi karena dia sering terganggu oleh video TikTok. Ini menunjukkan bahwa TikTok mampu menarik
perhatian pengguna. Hasil ini sejalan dengan pendapat Widianita (2023) bahwa perhatian adalah kegiatan individu yang berpusat pada suatu objek; dalam kasus ini, TikTok adalah objek utama yang menarik perhatian siswa.
Kedua, dari aspek penghayatan, saat menggunakan TikTok, semua siswa mengalami pengalaman emosional. Salah satu contohnya adalah Alika menjadi marah saat menonton cuplikan film yang mengandung adegan emosional. TikTok adalah tempat di mana remaja dapat merasakan perasaan orang lain melalui konten yang mereka buat. Ini sesuai dengan teori Dwi Windarwati et al. (2020), yang menyatakan bahwa karena penghayatan sangat emosi, itu menunjukkan tingkat
penggunaan media sosial yang paling tinggi. Ketiga, aspek durasi menunjukkan bahwa siswa rata-rata menghabiskan 1–2
jam per sesi, dengan beberapa siswa, seperti Alika, mengaku menggunakan TikTok lebih dari enam jam selama hari libur. Ini menunjukkan bahwa TikTok telah masuk ke dalam kehidupan sehari-hari remaja. Menurut Nuzulia (2018), durasi adalah
waktu yang dihabiskan untuk melakukan aktivitas tertentu. Menurutnya, waktu yang lama menunjukkan kemungkinan ketergantungan terhadap aplikasi. Keempat, dari aspek frekuensi, Sebagian besar siswa tidak mengunjungi
TikTok empat kali sehari. Meskipun ada sedikit frekuensi, setiap sesi memiliki durasi dan intensitas yang sangat panjang. Ini menunjukkan bahwa mereka sangat terlibat dalam satu sesi. Ada perbedaan dalam pola penggunaan TikTok di antara siswa, seperti Deva yang mengaksesnya hingga lima kali sehari. Dari sisi dampak terhadap perilaku sosial, ditemukan bahwa ada dampak positif dan negatif. Siswa menjadi lebih percaya diri, kreatif, dan termotivasi,
terutama saat membuat video yang mendorong atau mengajar. Namun, efek negatif lainnya termasuk kecenderungan untuk menyendiri, gangguan konsentrasi belajar, dan gangguan pola tidur karena begadang. Hasil ini mendukung pernyataan
Mawara (2023) bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi interaksi sosial, dan menyebabkan perilaku negatif. Secara keseluruhan, penggunaan TikTok benar-benar memengaruhi perilaku
sosial siswa. Intensitas tinggi meningkatkan kemungkinan perubahan perilaku, baik yang membangun maupun yang merugikan. Oleh karena itu, sangat penting bagi siswa untuk memiliki literasi digital yang baik agar mereka dapat menggunakan media sosial dengan bijak dan seimbang.
| Item Type: | Thesis (Other) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | TikTok, Perilaku Sosial, Intensitas Penggunaan, Siswa SMP |
| Subjects: | L Education > LB Theory and practice of education |
| Divisions: | Fakultas Ilmu Pendidikan > Pendidikan IPS |
| Depositing User: | Administrator Library |
| Date Deposited: | 29 Oct 2025 07:02 |
| Last Modified: | 29 Oct 2025 07:02 |
| URI: | http://repository.uniramalang.ac.id/id/eprint/2024 |
