PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN JARAK JAUH (DARING) DAN LURING TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR

Pandemi Covid-19 yang muncul pada pertengahan tahun 2019
menuntut pemerintah untuk segera menangani kasus yang berdampak pada segala
sektor di Indonesia. Salah satu yang mempengaruhi selama pandemi covid-19 ini
berlangsung adalah permasalahan dalam sektor pendidikan di era digital saat ini
yang dialihkan dengan model pembelajaran jarak jauh (daring). Adapun tujuan
dari penelitian ini yaitu (1) Mengetahui pengaruh dari model pembelajaran jarak
jauh (daring) dan luring terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas II SD, dan (2)
Mengetahui keefektifan dari model pembelajaran jarak jauh (daring) dan luring
video terhadap hasil belajar kognitif.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif Quasi Eksperimen dengan desain Non Equivalent Control Group
Design, yaitu desain penelitian yang memberikan tes awal (pretest) sebelum
perlakuan/ treatment, kemudian diberikan tes akhir (posttest) sesudah perlakuan/
treatment yang bertujuan untuk menentukan pembanding dari hasil yang diperoleh
terhadap dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat. Penelitian ini mengunakan
dua kelas dengan tingkatan yang sama yaitu kelas eksperimen sebagai kelas yang
diberikan perlakuan/ treatment dan kelas kontrol adalah kelas yang tidak
mendapat perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) perhitungan uji paired
sample t-test yaitu membandingkan nilai Sig. (2-tailed) dengan Alpha 5% (0,05)
sebesar 0,000 < 0,05, maka
ditolak dan
diterima. Jadi hipotesis nol ( )
yang menyatakan pembelajaran jarak jauh (daring) dan luring tidak memengaruhi
hasil belajar kognitif siswa kelas II sekolah dasar ditolak. Sedangkan hipotesis
alternatif ( ) yang menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh (daring) dan
luring video memengaruhi hasil belajar kognitif siswa kelas II sekolah dasar
diterima; (2) model pembelajaran jarak jauh (daring) dan luring lebih efektif
dalam meningkatkan hasil belajar kognitif siswa kelas II sekolah dasar. Dengan
peningkatan hasil pretest dan posttest kelas eksperimen sebesar 57% dengan
kualifikasi “cukup efektif”. Sedangkan peningkatan hasil pretest dan posttest pada
kelas kontrol sebesar 52% dengan kualifikasi “kurang efektif”.