IMPLEMENTASI NILAI NILAI PENDIDIKAN PERDAMAIAN MELALUI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK DI MADRASAH IBTIDAIYAH HASYIM ASY’ARI TUREN

Penelitian ini dilatarbelakangi masih adanya tindakan Kekerasan di lingkungan pendidikan khususnya lembaga pendidikan dasar yang berada diwilayah kecamatan turen yang masih sering terjadi kekerasan. baik dalam bentuk fisik, verbal, maupun psikologis. Kondisi ini menjadikan lembaga
pendidikan harus mengambil langkah solutif dan upaya konkret dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman,damai, inklusif, dan mendukung perkembangan holistik anak.Adapun fokus penelitian ini adalah: Bagaimana implementasi nilai-nilai pendidikan perdamaian melalui Program Sekolah Ramah Anak di Madrasah Ibtidaiyah Hasyim Asy’ari turen, bagaimana peran guru Madrasah dalam implementasi nilai-nilai pendidikan perdamaian melalui Program Sekolah Ramah Anak, dan apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi nilai-nilai pendidikan perdamaian melalui Program Sekolah Ramah Anak.Adapun tujuannya untuk mengetahui bagaimana implementasi nilai-nilai pendidikan perdamaian melalui Program sekolah Ramah Anak di Madrasah Ib
tidaiyah Hasyim Asy’ari , untuk mengetahui peran guru dalam implementasi nilai-nilai pendidikan perdamaian melalui Program Sekolah Ramah Anak, dan untuk mengtahui faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi nilai-nilai
pendidikan perdamaian melalui Program Sekolah Ramah Anak.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yakni dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan perdamaian seperti toleransi, empati, non-kekerasan, dan penyelesaian konflik secara damai telah diupayakan untuk diintegrasikan ke dalam praktik pendidikan di madrasah.
Guru berperan sebagai fasilitator, mediator, dan pendamping siswa, baik di dalam maupun di luar kelas. Adapun faktor pendukung utama berasal dari komitmen guru, dukungan kepala madrasah, serta partisipasi orang tua. Sementara itu,
hambatan yang dihadapi antara lain kurangnya pemahaman sebagian stakeholder, pengaruh negatif media digital, serta lingkungan sosial yang belum sepenuhnya kondusif.