INTERAKSI SOSIAL SISWA MTS ZAINUL ULUM PADA PEMBELAJARAN IPS

Melalui Pembelajaran IPS diharapkan peserta didik nantinya mampu
menerima perbedaan yang ada di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Guru menjadi bagian penting dalam proses penanaman nilai-nilai moral terhadap
peserta didik. Oleh karena itu tugas utama guru ialah mengelola pembelajaran
yang lebih inovatif dan kreatif, serta memberikan motivasi dan penanaman nilai
nilai moral terhadap peserta didik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1)Interaksi Sosial Siswa
Mts Zainul Ulum Pada Pembelajaran IPS (2) dampak dengan Interaksi Sosial
Siswa Mts Zainul Ulum Pada Pembelajaran IPS . Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Selanjutnya, jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Fenomenologi. Peneliti
mengidentifikasi hakikat pengalaman manusia tentang suatu fenomena tertentu
dengan mengkaji sejumlah subjek dengan terlibat langsung dan relatif lama di
dalamnya untuk mengembangkan pola-pola dan relasi-relasi makna.
Hasil penelitian menunjukkan Interaksi Sosial Siwa Mts Zainul ulum Pada
Pembelajaran IPS. Guru sebagai aktor utama dalam terbentuknya interaksi sosial,
dan siswa juga berperan penting dalam terjadinya interaksi sosial ini, dengan
mematuhi peraturan yang sudah ada, serta siswa diharuskan untuk membuka
pikirannya, maka siswa dapat konsistensi ke ranah yang lebih baik. Adanya
kontak sosial dan komunikasi yang baik antara guru dengan siswa atau siswa
dengan siswa itu sendiri, siswa mampu bersikap, bersifat dan bertingkah
sebagaimana mestinya baik dilingkungan sekolah maupun dilingkungan sekitar,
salah satu cara yang digunakan guru untuk membangun komunikasi ialah dengan
menghormati siswa itu sendiri, dan juga motivasi, arahan terus-menerus guru
lakukan, karena sangat ironi jika komunikasi antara guru dengan siswa menuai
beberapa kendala.
Adanya penanaman sikap sosial tehadap siwa oleh guru, siswa mampu
berkomunikasi, bekerja sama, saling pengertian, serta guru menyama ratakan agar
siswa supaya tidak beranggapan bahwa dirinya mempunyai sikap yang lebih
tinggi dibandingkan dengan teman sebayanya baik dalam segi ekonomi, suku dan
ras, seta guru membatasi sikap siswa yang mengeskploitasi kebudayaan yang
seharusnya dieksploitasikan. Adanya penanaman sikap moral dan teguran dari
guru maupun teman sebayanya dapat membantu atau meminimalisir siswa untuk
mengeksploitasi hal-hal yang tidak baik. Sangat disayangkan jika siswa memaki
maki teman sebaya atau orang yang lebih tua, serta menganjal perkataan orang
lain. Guru tidak akan segan-segan untuk memberikan sebuah hukuman kepada
siswa yang melanggar aturan sekolah yang sudah ditetapkan.